Postingan

Kebingungan, Keresahan, dan Ketidaktahuan

Part 1 Hallo guys, selamat malam dan selamat beristirahat. Kali ini gua lagi gak posting puisi dulu ya, sebelumnya juga gua minta maaf baru update puisi lagi tadi siang itu pun puisi lama gua, karena kesibukan gua belakangan ini lagi garap skripsi heheh maklum udah semester tua belum juga kelar. Oh iya, mengenai judul gua di blog gua kali ini, yaitu "Kebingungan, Keresahan, dan Ketidaktahuan" sebenernya itu yang lagi gua rasain sekarang. Kenapa?   Jadi begini pemirsa hahaha.... Gua kan tanggal 13 Desember 2023 kemarin ikut-ikutan tuh yang namanya daftar petugas KPPS buat kampung gua kan, nah gua ikutin tuh alurnya. Bermodal info  sederhana yang gua dapet dari sodara gua seblumnya, persyaratannya cuma surat  kesehatan, fotocopy ijazah dan KTP, lalu pengisian formulir, serta pengiriman formulir secara ofline dan online (mengirim versi PDF). Sampai akhirnya secara mandiri gua cari-cari jadwal mengenai alur pendaftaran sampai pengumuman petugas KPPS ini di website KPU Ka...

HARAPAN TAK HENTI

HARAPAN TAK HENTI Karya: Nurhidayatulloh Serang, 12 Maret 2021 Kukayuh kembali becak tua ini Dengan kaki yang tak lagi dini. Sedang emak menanti raga diri Dibalik jeruji pandemi negeri Harapnya hari ini mengunyah nasi. Kembali kucari penumpangku Dengan mata sedikit hujan . Di pertigaan pasar, Tuan dan puan silih berganti melihatku. Enggan rasanya memanggil Yahh... sekadar berbincang santai saja tak mengapa. "Pak, Sudah makan?" Kudengar suara itu samar  dibalik hingarnya pasar. Raga itu mendekati, Disodorkannya padaku dengan lembut Nasi bekal dan Susu bayi untuk si hanapi. Cucu bungsuku  "Semoga bisa membantu yah pak" Cocoklah memang susu itu untuk bocahku yang sudah geram dengan tajim. Usulan si emak, istriku yang renta. Tuhan, bukan sekedar berkelakar si tuan itu. Bisa melihat Veteran renta sepertiku. Andai aku padam hari ini. Semoga si Hanapi menjadi presiden atau Mentri.

KUCARI CARAKU

Karya : Nurhidayatulloh Serang, 19 April 2019 Aku tahu cara mencintai bulan Tapi tidak dengan mengindahkannya, Aku tahu cara mengagumi bintang Tapi tidak dengan kemerlapnya, Aku tahu cara melihat langit Tapi tidak dengan menghiasnya, Aku tahu cara menanam bunga Tapi tidak dengan mengurusnya, Aku tahu cara mencium mawar Tapi tidak dengan mengharumkannya, Aku tahu cara menikmati hidangan Tapi tidak dengan memasaknya. Dan akhirnya, Aku adalah hampa Yang tahu adanya Tidak dari dasarnya, Yang tahu indahnya Tidak dari awalnya. Benar ini aku! Akulah kehampaan di ruang kosong yang nyata.

HENINGNYA POTRET DAN SUARA

Tembong, 16-Maret-2019 Karya: Nurhidayatulloh Kasih, menarilah kau di kapal hatiku ini, saat gelombang datang, pandanganku tertuju pada potret dirimu. Suaramu kasih, lantunkan kata-kata indah kau tahu, itu mendiami ruang pikirku teramat lama. Kasih yakinlah bayangmu abadi di sampingku dalam ramai, dalam sunyi dalam gulita mewarnai dalam duka lagi dalam tawa Kasih, harummu semerbak  laksanna seribu parfum terharum di dunia, bahkan lebih. aroma khas dirimu, mengelus jiwa ini kasih   Kasih apakah kau akan setia sampai hari tua sampai satu dari kita tiada dan sampai disatukanlah lagi kita berdua SEMOGA

HUJAN DI KELAMNYA SENJA

Karya : Nurhidayatulloh Ciwaru, 23 November 2018 16:04 Hujan Engkau adalah hujan Memberi kesejukan Serta ketenangan Engkau teteskan Begitu banyakk kebahagiaan Menyadarkanku Lewat gunturmu yang gemuruh Engkau berharga Bukan hanyaku Pada orang-orang Yang menantikan hadirmu Benar kau adalah hujan Hujan yang kusuka Hujan yang kudamba Hujan di kelamnya sang senja

BERJALANLAH

Gambar
Karya: Nurhidayatulloh Padarincang, 22 November 2018 12:56 Terkadang Kita perlu sendiri Pergi kegunung-gunung Melihat aliran air yang jernih Tuk menjernihkan pikiran yang telah kusam Kita perlu menghibur diri Terjun kesungai Menyatu dengan alirannya Tuk mengalirkan inspirasi yang terbendung Terkadang kita perlu melihat alam Menyatu bersama hembusan angin Medengar lantunan melodi kicauan burung Tuk melepas penat yang terpendam

SENJA MALAM

Karya: Nurhidayatulloh Serang, 24, september, 2018, 01:37. Sosok senja itu tetap berusaha Keluar malam mencari kerja Bersemangat untuk anaknya Memikirkan esok makan apa Mengais, mencakar dari sisa-sisa. Sisa dari kaum kapitalis yang kaya, Yang hanya memikirkan diri saja Dan buta akan sosial yang ada. Lantas di manakah tugas mereka, Manusia yang duduk manis di kursi istana? Apakah mereka hanya memakan uang rakyat saja. Ataukah bangga melihat rakyatnya menderita?