Pengalaman Pertama Menjadi Tutor Bimbel UTBK Bahasa Indonesia

    Hari ini, Sabtu 07 September, 2024. Dari kesusahan gua mencari pekerjaan yang ingin gua tekuni, akhirnya untuk pertama kalinya gua menjadi seorang guru bimbel. Sebelumnya gua mengikuti tes seleksi menjadi tutor atau guru bimbel ini pada tanggal 31 Agustus 2024 dan mendapat pengumuman keterimanya pada hari Kamis, 5 September, 2024. Mungkin terkesan cepat sekali baru keterima langsung disuruh ngajar, hanya selang 2 hari udah langsung gas pol heheh. Pada akhirnya gua agak kebingungan sendiri terkait materi apa yang akan diajarkan.

    Bercerita tentang hari ini puluk 13:00 WIB, tentang pengalaman pertama gua ngajar di salah satu Bimbel, di kota Serang, Banten. Gua masuk kelas dengan PD-nya, dengan bekal sedikit materi yang telah disiapkan sebelumnya berusaha menyingkirkan semua ketakuan yang ada, dan alhasil di awal pertemuan dengan para siswa-siswi bimbel ini membuat diri gua sendiri canggug. Gak seperti biasanya ketika dulu gua praktek ngajar di sekolah, presentasi di kelas, atau diskusi dengan teman sebaya, entah mengapa ngajar di bimbel ini  membuat gua malah gak yakin dengan kemampuan yang gua punya. Agak lucu memang dari yang awalnya PD malah mental down ketika baru aja duduk di kursi guru. Saat itu gua berusaha meyakinkan kembali diri gua bahwa gua bisa, dan gua membuka percakapan dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu bahwa gua adalah guru baru yang mengajar bimbel di sini  dan baru lulus dari Universitas, dan meminta kerjasamanya kepada mereka (murid-murid ini) untuk bisa akrab dan bisa mengikuti proses belajar dengan kondusif. Hal tersebut membuat suasana pada saat itu menjadi momen yang paling menegangkan, karena disitu ada dua pilihan yaitu mereka mau menerima gua sebagai gurunya dan kemudian terbuka sehingga bisa melakukan pembelajaran dengan nyaman atau mereka menolak gua karena gua bukan orang yang asik dan enak untuk dijadikan guru mereka. Gua meyakini bahwa pandangan pertama orang terhadap kita akan memengaruhi jalannya sebuah hubungan. Apapun baik itu hubungan percintaan, pertemanan, bisnis, bahkan hubungan antara guru dan murid.

    Pada momen itu gua belum bisa menilai mereka menerima gua atau enggak, makanya setelah gua memperkenalkan diri langsung gua suruh mereka bertanya-tanya mengenai gua. Bener aja selama beberapa menit gak ada yang nanya. Kembali lagi gua sedikit bercerita tentang kehidupan gua selama di kampus untuk mencairkan suasana, barulah setelah gua bilang bahwa gua pernah bergabung di salah satu organisasi musik ada yag tertarik untuk bertanya. Pertanyaan-pertanyaan dasar sih sebenarnya, seperti ikut organisasi apa aja dan bla bla bla. Hal itu mengembalikan rasa percaya diri gua, bahwa  ada kemungkinan gua diterima mereka.  Lanjut, setelah 30 menit gua habiskan dengan perkenalan, baik dari diri gua sendiri atau dari absensi mereka yang gua tanya satu-satu terkait asal sekolah dan tempat tinggal mereka, gua pun masuk ke  materi pengajaran.

    Awalnya gua cuma pengen ngasih materi aja, karena ini pertemuan pertama dan momen pertama gua ngajar bimbel, tapi ko kayak ada yang aneh dari pandangan mereka menatap gua. Padahal sebelum gua masuk ke materi, gua tanya ke mereka, mau langsung latihan soal apa materi dulu gak ada yang jawab, akhirnya gua putuskan untuk ngasih materi dulu. Eh malah ada momen gua ngeliat ekspresi mereka kayak gitu. Sebagai seorang pengajar, gua harus bisa menangani masalah ini dong, dan gua putuskan buat langsung latihan soal. Soal-soal yang sebelumnya gua persiapkan gua tulis ulang di papan tulis. Mungkin ini kesalahan gua dan kekurangan terhadap kemampuan gua menulis, sehingga gua menyadari bahwa pandangan aneh yang mereka berikan itu karena ngeliat tulisan gua yang gak rapih dan berantakan. Maklum ini juga momen pertama gua nulis di papan tulis dari beberapa tahun ke belakang, sehingga gua harus adaptasi lagi. Gua sadari kelemahan gua yang satu ini. 

    Kita pun mulai membedah soal yang udah gua tulis, gua kasihlah awal 2 soal mengenai S.P.O.K gua kira bakal agak lama ngerjainnya, ternyata baru gua selesai nulis soalnya mereka udah ngisi jawabannya. Sebenernya bagus sih, berarti mereka udah memahami materi ini dengan baik. Saat pembedahan, gua jelaskan secara rinci bagian-bahian dari kalimat yang terdapat di soal-soal tersebut, mengenai subjek, predikat, objek, dan keterangan. Nulis bermenit-menit, ngerjain gak ada satu menit dan ngejelasin cuma beberapa menit. Dari situlah gua memahami, mungkin ini tantangannya menjadi guru bimbel Bahasa Indonesia. Ya bener kebanyakan nulis jadinya. banyak nulis iya, banyak ngomong apa lagi. Setelah materi S.P.O.K yang gua rasa udah mereka pahami, gua coba ,asuk materi baru. Tanpa mengajarkan materinya, gua langsung ngasih mereka soal, dan lagi-lagi gua nulis bermenit-menit soal yang panjang itu. Kembali lagi mereka bisa menjawab dengan cepat soal-soal yang gua berikan. Gua bedah soal tersebut seccara rinci juga kembali lagi, nggak sampai memakan waktu lama, pembedahan soal itu selesai.

    Sumpah entah cuma perasaan gua doang atau ini beneran, gua rasa kayaknya mereka lebih pinter dibanding gua. Waktu pelajaran tinggal 15 menitan, akhirnya gua coba minjem buku modul kumpulan soal milik mereka, dan gua suruh mereka memilih satu soal yang ingin diulas atau yang mereka belum pahami. Terpilihlah soal mengenai kalimat, atau soal yang menyuruh mereka mengoreksi sebuah kalimat. Oke ini juga tantangan baru untuk gua mengulas soal yang gua nggak persiapkan sebelumnya. Soalnya singkat hanya memilih jawaban mana yang sesuai untuk mengganti salah satu kalimat yang tertera pada teks bacaan. Gua liat teksnya, Ya Tuhan panjang banget sumpah, kalo gua tulis ini teksnya di papan tulis malah bisa ngabisin waktu 10 menitan, akhirnya gua cuma bacain doang. Entah cara yang gua lakuin ini bener atau enggak, tapi menurut gua ini yang mungkin bisa membuat waktu jadi bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Setelah gua bacain teksnya, guapun memberikan jawabannya, kalimat yang benar untuk mengganti kalimat yang salah pada teks tersebut. Waktu sudah habis dan gua cuma menjelaskan sedikit mengapa jawabannya adalah itu. 

    Gua pun menyudahi pelajaran hari ini dengan perasaan sedikit mengganjal dalam hati. Perasaan mengganjal tersebut mengenai pengajaran gua. Banyak pertanyaan yang akhirnya muncul di kepala selama gua keluar dari ruangan kelas "Apa gua udah bener ngajar begini?", "Apa mereka ngerti dengan pejelasan gua? atau sebenarnya mereka dalam hati tertawa karena lebih memahami dibanding gua", "Gua harus gimana ya biar mereka nyaman ke gua sebagai gurunya?" Pokoknya banyak banget pertanyaan-pertanyaan itu keluar dan berputar-putar di kepala. Pertanyaan-pertanyaan tersebut sampai saat ini ketika gua nulis tulisan ini masih gua pikirin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SENJA MALAM

Kebingungan, Keresahan, dan Ketidaktahuan

Euforia